Bismillah.
Apakah yang terukir di hati?
Bagi sang
zakir, hanyalah Dia
Apakah yang tersemat di kalbu?
Bagi para pencinta, adalah dia
Yang ditinggalkan saat keberangkatan pada Yang Esa?
jiwa-jiwa resah walau pasrah
sayu, berselerak, pilu
terkenangkan budi dan kasih tulus murni
teringatkan pesanan
juga gurau tawa
menjunjung duli
raja bertakhta di hati
Andai syurga itu dekat digapai
Sayugia di-intai penghuni barunya
Hati nan gundah merindu penawar
Mencari yang hilang dari pandangan
Andai pun terpisah nyawa dari badan
Nama mu indah terpahat di ingatan
________________________________________
Almarhum Raja Ashman dalam kenangan (1958 - 30 Mac 2012)
Salam,
ReplyDeleteMalam ini sungguh indah tapi terasa sangat janggal sekali. Kali terakhir saya di rumah Almarhum, adalah untuk sebuah majlis yang girang dan Almarhum sepertimana kebiasaannya kelihatan sangat teruja dengan Mawlid dan hadrah. Almarhum sememangnya tokoh yang dirai ketika itu dan saban kali. Malam ini Almarhum diraikan juga, tetapi tanpa kehadirannya, apakan daya. Pun begitu di mana saja saya melabuhkan pandangan, rupanya muncul di setiap sudut, dengan taj dan serban hijaunya, dengan pakaian warna ungu kegemarannya dan riak wajah yang cukup bersahaja.
Kala mendengar alunan gendang dan hadrah, terasa lebih terhiris rindu padanya kerana sepasang telinga yang sepatutnya berada disitu, tiada lagi di situ untuk menikmati merdu pujian-pujian kepada Rasulullah s.a.w. Kini sepasang telinga itu berada di balik sana.
Semakin jelas hikmah perpisahan ini. Bila sudah tiada, hati dan perasaan jadi lebih akrab seolah tiada sempadan jarak dan waktu. Tiap kali terdetik di hati, maka muncul lah dirinya begitu saja! SubhanAllah!
Maha suci Allah yang menyatukan hati-hati kita bersama orang-orang yang kita cintai. Kini yang disayangi berada bersama orang-orang yang mencintai Allah dan RasulNya.
Cukuplah buat tika ini kita menjadi orang yang mencintai akan orang yang mencintai Allah dan RasulNya.
Segala puji bagi Allah yang menjadikan kita berdekatan sejak di alam ruh lagi. Dan Alhamdulillah kita dapat berjumpa di dunia ini biar pun hanya sementara. Yang pasti perpisahan ini bukan untuk selamanya. Pertemuan kita kelak nanti akan kekal abadi. Betapa indah dan besarnya nikmat Allah, maha suci Allah, maha besar Allah!
- Ezza
sedihnya baca ni...:(
ReplyDeletekak, saya baru follow baca blog akak.
ReplyDeleteimpressive sangat.
akak malaysian ke?
Assalamualaikum,
ReplyDeleteWM Najib,
Terima kasih, Alhamdulillah!
Ye saya orang Melayu. Orang Penang. Kerap jugak org tanya tanya 'Are you Malaysian?'
I thought that's very funny. Dua tiga hari lepas ada orang ingat saya French Muslim. Merepek betul!
Anyway, that's a nice profile pic of you dik.
Best regards.
Ezza
Assalam Sis,
ReplyDeleteI was impressed with your English poetry, didn't expect you to be as great with Malay words. Brought tears to my eyes, especially when reminded that I never had the chance to know Almarhum personally. Al Fatihah, may Allah bless his soul.
AlaykumSalam,
ReplyDeleteDear Shila, Alhamdulillah, thank you for your generous compliment. May Allah count your tears as that of pure love for His righteous servant and make you benefit from it.
Al-Fatihah to Almarhum Shaykh Raja Ashman. Verily we shall follow in his footsteps. We shall all return to our Lord sooner or later.
A while ago, I was surprised by another sad news. The wife of my late ustaz, with whom I studied briefly circa 2000, called to say that she's now alone because her one and only trusted companion, her son, had passed away. Inna lillah wa inna ilai hira ji'un.
Al-Fatihah.
salam, saja nak share, pada awal bulan mac ni juga seorang ulama yang saya rasa berketurunan raja (maaf kalau silap) iaitu Teuku Muhibuddin Waly talah juga kembali ke rahmatullah. Dengar kabarnya beliau bertariqat naqsyabandiyah khalidiyah. Wallahualam.... Nampaknya nusantara telah kelihangan dua butir permata......wassalam
ReplyDeleteAlaykum Salam,
ReplyDeleteSubhanallah. Terima kasih kerana berkongsi berita. Kalau anda tak beritahu saya tak mungkin sedar bahawa Allahyarham adalah Prof. Dr. K. H. Muhibuddin Waly pengarang 'Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf' yang bukunya adalah teman baik saya sejak tahun 2002. Saya mesti tulis sesuatu tentang Allahyarham di blog nanti InshaAllah.
Terima kasih sekali lagi atas maklumat ini.
Inna lillah wa inna ilai hi rajiun.
- Ezza