Apa cara lagi melangkah benua
kalau tidak terbang membelah awan?
Masa kan kaki mampu melangkah lautan?
Maka berlepaslah kami dari lapangan
Kami bermusafir demi agama
Kami berjalan demi cinta
Kami kembara membawa nama negara
Kami terbang dengan aman sentosa
Wajah-wajah yang dikasihi menggamit sanubari
Terbayang tangan-tangan menanti menyambut salam
Hati yang merindu menunggu setia
Tawa riang saudara dan kenalan berdendang di telinga
Kami terbang menuju semua ini
Keyakinan jitu pada nahkoda
anak bangsa kami hebat mengemudi
Justeru kami boleh bersandar menanti
Menghitung-hitung waktu yang berlalu pergi
Muka jam ditatap berulang kali
Tingkap diintai sesekali
Mekarnya hati menuju bumi pertiwi
Namun apakan daya Oh Tuhan
Sayap patah di tengah jalan
Hendak bertongkat paruh
Paruh rapuh berderai
Apakah salah kami wahai dunia?
Hingga kami dilenyapkan sekelip mata
Bertaburan jasad tidak berdosa
Kami hanya mahu terbang menuju matahari
Kami hanya mahu pulang menjelang pagi
Tapi kau carik harapan kami
Kau hancurkan anganan kami
Apakah buta mata semua?
Apakah sudah tuli dan hitam naluri?
Hingga sanggup kuburkan kami
di celahan bunga-bunga?
Ah...tiada lagi indah kuntuman itu!
Biar jasad terbujur kaku
Sumpah cinta kami tetap setia
Semerah-merah bunga raya
lambang jiwa nan santun berhemah
Itulah kami Malaysia
No comments:
Post a Comment